BPS Catat Peningkatan Impor Disumbang oleh Barang Modal

Jakarta, 01/7 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut nilai impor mengalami peningkatan secara tahunan yang didorong oleh impor barang modal sebesar 24,85 persen atau mencapai 4,44 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di Jakarta, Selasa mengatakan, peningkatan impor untuk barang konsumsi juga mengalami kenaikan sebesar 5,28 persen menjadi 1,83 miliar dolar AS dibandingkan tahun 2024 yang tercatat 1,74 miliar dolar AS.
Nilai impor untuk bahan baku atau penolong tercatat 14,05 miliar dolar AS, yang turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 14,21 miliar dolar AS.
"Namun nilai impor untuk bahan baku atau penolong turun 1,18 persen," ujar Pudji.
Total nilai impor pada Mei 2025 mencapai 20,31 miliar dolar AS atau naik 4,14 persen dibandingkan Mei 2024, yang tercatat sebesar 19,51 miliar dolar AS.
Nilai impor migas tercatat sebesar 2,64 miliar dolar AS atau turun 3,80 persen secara tahunan, sedangkan untuk impor non-migas adalah senilai 17,67 miliar dolar AS mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 5,44 persen.
Peningkatan nilai impor secara tahunan didorong oleh kenaikan impor non-migas dengan andil kenaikan sebesar 4,67 persen.
Secara kumulatif, total nilai impor sepanjang Januari-Mei 2025 mencapai 96,60 miliar dolar AS atau naik 5,45 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Nilai impor migas tercatat senilai 13,64 miliar dolar AS atau turun 7,44 persen, sedangkan nilai impor non-migas tercatat senilai 82,96 miliar dolar AS atau naik 7,92 persen.
Lebih lanjut, BPS melaporkan komoditas utama penyumbang impor pada Januari-Mei 2025 adalah mesin atau peralatan mekanis (13,82 miliar dolar AS), mesin atau perlengkapan elektrik (12,18 miliar dolar AS), serta kendaraan dan bagiannya (4,31 miliar dolar AS).
Berdasarkan negara asal, impor terbesar Indonesia berasal dari Tiongkok (33,12 miliar dolar AS), Jepang (6,31 miliar dolar AS) dan Singapura (3,89 miliar dolar AS). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh Prayudhia)
📬 Berlangganan Newsletter
Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.